Sabtu, 28 Januari 2012

Sifat Hati



Bismillahirrahmanirrahim


“Ketahuilah bahwa dalam jasad ini ada segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik, maka akan menjadi baik semuanya, dan apabila segumpal daging itu jelek, maka akan jeleklah semuanya, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Sesungguhnya hati manusia terdapat empat (4) jenis sifat, yaitu :

1. Sifat Buas
2. Sifat Kebinatangan
3. Sifat Syetan
4. Sifat Ketuhanan

Jika manusia dikuasai oleh sifat amarah, maka ia cenderung melakukan perbuatan-perbuatan binatang buas seperti rasa permusuhan, kebencian, suka mencela, menyerang orang lain dan sebagainya. Dan jika manusia dikuasai oleh syahwat, maka ia gemar melakukan perbuatan binatang, seperti serakah, tamak, nafsu seksual yg  kuat, dan sebagainya. Sedang sifat setan adalah seperti suka berbohong, dan menipu.
Bila didalam diri manusia ada sifat ketuhanan (Rububiyah) maka ia akan menginginkan kekuasaan, kedudukan tinggi, keistimewaan, bahkan ia menyatakan dirinya memiliki ilmu dan pengetahuan serta menguasai hakikat segala sesuatu. ia suka dikatakan berilmu atau mengetahui dan sebaliknya ia akan besedih jika dikatakan bodoh.

Sedangkan dari segi manusia memiliki sifat khusus, yaitu dapat "membedakan segala sesuatu" (akal fikiran) sifat ini tidak di miliki oleh binatang, tetapi manusia dan binatang sama-sama memiliki sifat amarah dan nafsu syahwat yang dapat membangkitkan sifat syetan, sehingga membuat manusia menjadi jahat.

Nabi saw. bersabda,
"Ada empat jenis hati : (1) Hati yang bersih, dimana didalamnya ada lentera yang bersinar, itulah hati orang yang beriman; (2) Hati kelam yang terbalik, itulah hati orang kafir; (3) Hati terbungkus yang terikat bungkusannya, itulah hati orang munafik; (4) Hati yang bercampur aduk, didalamnya terdapat keimanan dan kemunafikan." (HR. Ahmad dan ath-Thabrani)

Keimanan di dalam hati itu ibarat sayur-sayuran yang tumbuh subur oleh air yang bersih, sedangkan kemunafikan di dalam hati itu seperti luka yang berdarah dan bernanah. Jadi, mana di antara kedual hal tersebut yang paling dominan di dalam hati maka begitulah jadinya hati.

Allah swt. mengabarkan bahwa sesungguhnya hati hanya akan bisa melihat dengan terang berkat adanya zikir atau mengingat Allah, dan ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang bertakwa. Takwa adalah pintu zikir, dan zikir adalah pintu kasyaf atau tersingkapnya segala sesuatu. Sementara kasyaf adalah pintu keselamatan dan pintu meraih kemenangan besar.

Maka dari itu ketahuilah sesungguhnya tempat ilmu itu adalah hati (jiwa), yakni bagian halus yang mengatur seluruh anggota tubuh manusia. Dan pada dasarnya ilmu yang masuk kedalam hati itu terbagi atas ilmu aqli (akal) dan ilmu syar'i (agama), ilmu aqli sendiri terbagi atas ilmu dharuri (yang mudah diketahui) dan ilmu muktasabah (diketahui dengan usaha) sedangkan ilmu muktasabah sendiri terbagi atas ilmu duniawi dan ilmu akhirat.

Ilmu dharuri. Ilmu ini tidak dapat diketahui dari mana didapat dan bagaimana mendapatkannya, misalnya pengetahuan bahwa satu orang mustahil bisa berada pada dua tempat yang berbeda, dan satu benda di satu waktu tidak mungkin berstatus baru dan lama, atau ada dan tidak ada dalam waktu bersamaan. Mustahil jika kita berjalan ke dalam hutan yang didalamnya terdapat rumah berdiri dengan sendirinya pasti akal akan menganggap bahwa rumah tersebut ada yang membangunnya. ini adalah fitrah dan jelaslah bahwa Allah yang menjadikan jalan baginya kepada ilmu tersebut.

Ilmu muktasabah. Ilmu yang didapat dari proses belajar, dengan belajar maka ia akan mengerti dan memahami apa yang dia tidak ketahui sebelumnya.

Ilmu Agama Ilmu yang diambil dengan jalan taklid atau mengikuti para nabi as. Diperoleh dari mempelajari Al-quran dan Sunnah Rasul serta memahami maksud keduanya, dengan demikian sifat hati menjadi sempurna, dan hatipun selamat dari segala penyakit hati dan bencana.

Sesungguhnya ilmu aqli itu ibarat makanan sementara ilmu agama itu ibarat obat penyakit hati.


Dalam Al Qur’an dinyatakan ada beberapa tingkatan kualitas hati sehingga masing-masing dari kita dapat menilai ada di kualitas yang manakah hati kita selama ini. Kualitas hati yang disebut dalam firman Allah itu antara lain :

1. Hati yang berpenyakit
Yaitu orang yang dalam hatinya terdapat sifat atau rasa iri, dengki, dendam, pendusta, munafik, riya’, kasar dan sifat-sifat yang sejenisnya. Sebagaimana disebutkan dalam Surat Al Baqarah ayat 10 : “Di dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya, dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta”. Kemudian dalam Surat Al Hajj ayat 53 juga disebutkan : “Agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya. Dan sesungguhnya orang-orang yang zhalim itu benar-benar dalam permusuhan yang sangat”.

2. Hati yang mengeras
Yaitu hati yang berpenyakit namun tak diobati sehingga menyebabkannya menjadi keras. Kerasnya hati tersebut menyebabkan seseorang tak lagi mempunyai kepekaan terhadap jeleknya perbuatan yang dilakukan. Bahkan perbuatan jahat pun akan dianggap sebagai sesuatu yang biasa. Allah pun menyinggung hal ini dalam Surat Al An’am ayat 43 : “Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras dan syaitan pun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan”.

3. Hati yang membatu
Yaitu kualitas hati yang makin memburuk kondisinya sehingga kalau tak disadari akan meningkat kualitas keburukannya. Sebagaimana Allah berfirman : “Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantra batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan”. (Surat Al Baqarah : 74)

4. Hati yang tertutup
Jika hati sudah tertutup maka ia tidak lagi bisa menerima petunjuk, tetapi masih menunjukkan reaksinya. Setiap kebaikan pasti akan dikesampingkannya. Allah menyatakan hal itu dalam firmanNya : “Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka”. (Surat Al Muthaffifin : 14)

5. Hati yang mati
Kalau hati sudah tertutup maka tingkat yang lebih buruk lagi adalah hati menjadi mati. Mereka yang memiliki hati yang sudah mati sudah tidak akan bereaksi lagi dalam menerima petunjuk. Diberi petunjuk ataukah tidak sama saja, tak ada bedanya. Firman Allah : “Sesungguhnya orang-orang kafir itu, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman. Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa amat berat”. (Surat Al Baqarah : 6-7)

Namun demikian ada satu kualitas hati yang baik, yaitu hati yang suci di mana ia akan selalu bergetar apabila disebut nama Allah, sebagaimana yang disebut di dalam Surat Al Hajj ayat 35 :
“(Yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah bergetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rizkikan kepada mereka”.

Orang yang memiliki hati seperti itu lembut dan ikhlas adanya. Ia akan mudah iba melihat penderitaan orang lain, suka menolong sesama, tidak suka kekerasan, sabar, penuh kasih sayang, pemaaf, penuh keikhlasan, dan selalu ingin berbuat amal kebaikan.

Lalu, bagaimana caranya agar kualitas hati kita itu menjadi semakin baik? Atau jika hati kita sakit bagaimana mengobatinya?

Tentu semua masih ingat lagunya Opik. Obat hati ada lima perkaranya. Yang pertama baca Qur’an dan maknanya. Yang kedua, sholat malam dirikanlah. Yang ketiga berkumpullah dengan orang-orang sholeh. Yang keempat, perbanyaklah berpuasa. Yang kelima dzikir malam perpanjanglah. Salah satunya siapa bisa menjalani (kalau bisa semua dijalani), moga-moga Gusti Allah mencukupi.

Mudah-mudahan kita terhindar dari kualitas hati yang jelek seperti di atas. Sedapat mungkin kita mengarahkan hati kita agar menjadi hati yang suci diantara orang-orang yang beriman. Meskipun kenyataannya sulit, dengan niat yang sungguh-sungguh insya Allah, Allah SWT memberikan kemudahan. Aamiin Yaa Robbal 'Alamiin...

http://kisahtanpabicara.blogspot.com/2013/04/hati-hati-menjaga-hati.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar